Kamis, 18 Mei 2017

Perhitungan Jumlah Mikroba

                                             Perhitungan Jumlah Mikroba

Enumerasi adalah perhitungan jumlah mikroba per satuan berat atau volume. Teknik perhitungannya tanpa mengidentifikasi jenis bakteri (bakteri, jamur, yeast). Tujuan dari enumerasi yaitu untuk mengetahui jumlah bakteri yang terdapat pada suatu makanan.

Metode Enumerasi
            Teknik enumerasi mikroba ada dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Enumerasi mikroba secara langsung adalah teknik perhitungan mikroba dalam suatu sampel secara mikroskopik. Enumerasi secara langsung dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode perhitungan dengan kamar hitung (Counting chamber) dan perhitungan dengan preparat olesan (Smear count). Kelebihan enumerasi mikroba secara langsung yaitu dapat menghitung jumlah bakteri secara cepat dan mengetahui informasi lain tentang mikroba yang dihitung. Kekurangan dari perhitungan secara langsung yaitu sulit membedakan sel mati dan sel hidup. Enumerasi mikroba secara tidak langsung mempunyai berbagai metode yang berbeda. Metode- metode yang dapat dilakukan yaitu turbidometer, cara kimia, cara volume total, cara berat kering, kultur tabung putar, dan metode Total Plate Count (TPC). Kelebihan dari metode enumerasi secara tidak langsung yaitu perhitungannya hanya kepada sel yang hidup sehingga hasilnya lebih akurat. Kekurangannya yaitu membutuhkan waktu inkubasi yang lama.

Metode Total Plate Count (TPC)
            Metode Total Plate Count (TPC) adalah metode yang dilakukan dalam menghitung jumlah mikroba pada suatu media. Total Plate Count (TPC) mempunyai dua metode yaitu Pour Plate dan Spread Plate. Prinsip dari metode Total Plate Count (TPC) adalah menumbuhkan mikroorganisme yang masih hidup pada media agar, sehingga mikroorrganisme dapat berkembang biak dan membentuk sebuah koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Menggunakan metode ini, kita dapat menghitung sel yang masih hidup. Pada metode ini teknik pengenceran sangat berpengaruh.

Rumus Perhitungan Mikroba
Sel =     
Keterangan:
               : Jumlah sel
         : Jumlah koloni
                    : Faktor pengenceran
    : Jumlah inokulum

Terlalu Sedikit Untuk Dihitung (TSUD) dan Terlalu Banyak Untuk Dihitung (TBUD)
Terlalu Sedikit Untuk Dihitung merupakan jumlah minimum hasil koloni dari perhitungan yang dilakukan yaitu <30 koloni yang ada pada media termasuk tidak memenuhi syarat yang ada. Mikroba yang terlalu sedikit disebabkan karena pengenceran terlalu tinggi.
Terlalu Banyak Untuk Dihitung merupakan jumlah maksimum hasil koloni dari perhitungan yang dilakukan yaitu >300 koloni yang ada pada media termasuk tidak memenuhi syarat yang ada. Banyaknya mikroba yang tumbuh disebabkan pengenceran yang terlalu rendah.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
1.      Pengaruh Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang paling berperan penting mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu organisme. Suhu mempengaruhi organisme dalam dua cara yang berbeda. Pada suhu tinggi, reaksi kimiawi dan ezimatis dalam sel berlangsung lebih cepat sehingga pertumbuhan meningkat lebih cepat pula. Selanjutnya bila terjadi kenaikan suhu pada kisaran tertentu, pertumbuhan dan fungsi metabolit meningkat sampai titik tertinggi yang memungkinkan reaksi tidak berjalan sama sekali.
2.      Pengaruh pH
Mikroba memiliki ketahanan yang berbeda-beda terhadap pengaruh pH. Fungsi umumnya tumbuh optimal pada pH rendah (suasana asam) sedangkan bakteri lebih menyukai suasana netral.
3.      Pengaruh Oksigen
Mikroba dapat dibedakan atas 3 kelompok berdasarkan kebutuhan akan oksigen, yaitu mikroba yang bersifat aerobik, anaerobik dan anaerobik fakultatif. Kapang dan khamir pada umumnya bersifat aerobik sedangkan bakteri pada umumnya bersifat aerobik dan anaerobik.
4.      Pengaruh Konsentrasi Larutan
5.      Pengaruh Konsentrasi Substrat (Nutrien) terhadap pertumbuhan
Sel-sel yang berada dalam lingkungan hipertonis memiliki kecenderungan kehilangan air karena konsentrasi larutan di luar sel lebih besar dibandingkan di dalam sel. Dalam kondisi seperti ini, umumnya bakteri tidak mampu bereproduksi karena tidak cukup air seluler untuk mendukung reproduksi tersebut. Akan tetapi pada lingungan yang hipotonis dan isotonis mikroba mampu mencukupi kebutuhan air selulernya.
6.      Konsentrasi substrat dalam suatu medium dapat mempengaruhi laju pertumbuhan populasi mikroba dan perolehan sel total dari suatu kultur mikroba. Pada konsentrasi substrat yang amat minim, maka laju pertumbuhan mikroba secara proporsional akan menurun.
7.      Pengaruh Aktivitas Air
Semua mikroba memerlukan air untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya.

Sumber:
Ali, Alimuddin. 2005. Mikrobiologi Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar dasar mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardiaz, S. 1992. Mikirobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama.


Isolasi Mikroba


Isolasi adalah suatu proses pemisahan dan pemindahan bakteri dari lingkungan lama untuk menumbuhkannya di suatu medium buatan agar diperoleh biakan yang murni dalam medium buatan. Biakan murni merupakan biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang ditumbuhkan pada medium buatan. Isolasi bertujuan untuk menumbuhkan mikroba tunggal dalam satu medium.

Metode Isolasi
Terdapat beberapa metode untuk isolasi mikroba yaitu metode cawan gores (streak plate), cawan tuang (pour plate), dan sebar (spread plate). Terdapat beberapa jenis teknik metode cawan gores yang dilakukan yaitu goresan T, goresan radian, goresan kuadran, goresan persegi dan goresan langsung. Metode cawan tuang yaitu agar miring dan agar tegak. Metode yang sering digunakan yaitu metode cawan gores dan metode cawan tuang. Prinsip dari kedua metode ini sama, yaitu mengencerkan biakan campuran hingga setiap spesies dapat dipisahkan, sehingga setiap koloni yang terbentuk adalah hasil pembelahan satu sel.

Teknik Penanaman dengan Goresan
Sumber: Google Gambar
1. Goresan T
Prosedur kerjanya yaitu cawan petri dibagi menjadi tiga bagian. Setelah itu setiap bagian yang telah dibagi digores menggunakan ose bulat secara zig-zag.
2. Goresan Kuadran
Prosedur kerjanya yaitu media digores menggunakan ose bulat dan membentuk persegi yang tidak terputus.
3. Goresan Radian
Prosedur kerjanya yaitu media digores menggunakan ose bulat dan awalnya digores secara zig-zag pada permukaan media dan setelah itu garis lurus yang berlawanan garis zig-zag.
4. Goresan Sinambung
Prosedur kerjanya yaitu media digores menggunakan ose bulat dan digores secara zig-zag.

Agar Miring dan Agar Tegak
 Agar miring adalah media pertumbuhan mikroba pada tabung reaksi yang pada saat didinginkan diletakkan pada kondisi miring. Agar miring merupakan salah satu cara biakan murni yang bersifat aerobik fakultatif. Agar tegak adalah media pertumbuhan mikroba pada tabung reaksi yang pada saat didinginkan diletakkan pada kondisi tegak. Agar tegak digunakan untuk biakan murni yang bersifat anaerob.
Sumber: Google Gambar
Ose Bundar dan Ose Jarum
Ose berfungsi memindahkan suatu koloni ke suatu media lainnya. Ose terbagi menjadi dua yaitu ose bundar dan ose jarum. Ose bundar digunakan pada media agar miring maupun menggores pada cawan sedangkan ose jarum digunakan pada media agar tegak.
Ose Bulat                                                                    Ose Jarum                                               


Hal yang Harus diperhatikan dalam Mengisolasi Bakteri
  1. Sifat-sifat spesies mikrobia yang akan diisolasi.
  2. Tempat hidup atau asal mikrobia tersebut.
  3. Medium untuk pertumbuhannya yang sesuai.
  4. Cara menanam mikrobia tersebut.
  5. Cara inkubasi mikrobia tersebut.
  6. Cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimaksud.
  7. Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni.
Sumber:
Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi          Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.
Jutono, J. 1980. Pedoman Praktikum Mikroiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Penerbit                         Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Pelczar,Michael J. ECS. Chan. 2007. Dasar-dasar mikrobiologi. UI Press : Jakarta.

Rabu, 17 Mei 2017

PEWARNAAN GRAM


Pewarnaan gram merupakan salah satu teknik pewarnaan yang paling utama untuk mengidentifikasi mikroba. Pada proses pewarnaan gram digunakan beberapa larutan seperti kristal violet, iodin, alkohol, dan safranin. Kegunaan dari larutan tersebut yaitu, pada kristal violet digunakan untuk mewarnai mikroorganisme target atau sebagai pewarna primer, iodin berfungsi untuk memfiksasi pewarna primer yang mikroorganisme target, alkohol berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan zat warna pada sel mikroba, safranin berfungsi mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan alkohol.


    Sumber Gambar: Google Gambar

Bakteri Gram Positif dan Negatif
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop. Sedangkan gram positif akan berwarna ungu karena mempertahankan warna kristal violet. Bakteri gram positif hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan.


  
Sumber Gambar: Google Gambar

Prosedur Kerja Pewarnaan Gram
1. Sterilkan semua alat dan meja kerja.
2. Kaca preparat difiksasi dan didinginkan.
3. Menggores mikroba pada kaca preparat.
4. Kaca preparat difiksasi dan didingankan.
5. Mikroba yang terdapat pada kaca preparat ditetesi kristal violet sebanyak 2-3 tetes biarkan selama ± 30 detik.
6. Bilas menggunakan aquades dan fiksasi kembali lalu didinginkan.
7. Tetesi kembali larutan iodin dan biarkan ± 30 detik.
8. Bilas kembali menggunakan aquades dan fiksasi.
9. Mikroba diberikan alkohol.
10. Bilas kembali menggunakan aquades dan fiksasi.
11.Tetesi safranin dan dibiarkan ± 30 detik.
12.Terakhir bilas kembali mikroba pada kaca preparat.


                                                       Sumber Gambar: Google Gambar

Larutan yang Digunakan Pada Pewarnaan Gram.

Kristal Violet


Kristal violet merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi warna mikroorganisme target. Kristal violet berwarna ungu. Kristal violet bersifat basa sehingga mampu berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam, sehingga sel mikroorganisme yang transparan akan nampak berwarna ungu.








Safranin


Safranin merupakan pewarna sekunder. Zat ini berfungsi untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan alkohol. Dengan kata lain, memberikan warna pada mikroorganisme non target.








Alkohol

Alkohol berfungsi untuk membilas atau melunturkan kelebihan  zat warna pada sel bakteri  dalam pewarnaan gram. Pemberian alkohol pada pengecatan ini menyebabkan bakteri tetap mempertahankan warna ungu atau  tidak berwarna.








Aquades

Aquades adalah air murni atau H2O, merupakan air dari hasil destilasi atau air hasil penyulingan. H2O ini hampir tak mengandung mineral di dalamnya. Pemberian aquades pada praktikum dilakukan beberapa kali. Pemberian aquades ini bertujuan untuk memperjelas hasil pengamatan, membersihkan sisa iodin pada bakteri, membersihkan sisa alkohol pada bakteri dan membersihkan safranin.





Sumber:
              Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan. Jakarta.

              Irianto, koes. 2006. Menguak Dunia  Mikroorganisme. Yrama Widya: Bandung.        

Pengenalan Alat dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikrobiologi


Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses praktikum. Sebelum kita melakukan prosedur praktikum di laboratorium kita harus mengenal alat-alat yang akan digunakan sehingga memudahkan kita dalam melakukan praktikum. Oleh karena itu, kita harus memahami fungsi dan prinsip dari alat-alat tersebut.
Perlu kita ketahui juga dalam melakukan praktikum kita harus memperhatikan bahaya dan resikonya. Ada kemungkinan kita dapat terkontaminasi mikroba. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan perhatian utama. Ada tiga unsur utama dalam keamanan di laboratorium terhadap kontaminasi mikroorganisme yaitu prosedur praktikum yang dilakukan dengan baik dan benar, peralatan keselamatan dan fasilitas di laboratorium.

Alat – Alat di Laboratorium Mikrobiologi
No.
Nama Alat
Fungsi dan Prinsip
1.
Tabung Reaksi


Fungsi:Digunakan sebagai tempat pengenceran  atau digunakan tempat menyimpan media. Serta tempat untuk isolasi media agar tegak atau agar miring.
Prinsip: Pada saat memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dan jangan sekali-kali menghadapkan kewajah.
2.
Cawan Petri


Fungsi: Untuk tempat isolasi dan inokulasi.
Prinsip: Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian dan untuk menguji suatu zat yang berukuran kecil.
3.
Ose Bulat


Fungsi: Untuk memindahkan dan mengambil mikroorganisme pada proses inokulasi metode gores dan isolasi pada media agar miring.
Prinsip: Ujungnya berbentuk bulat disebut dengan inoculating loop yang berguna untuk melakukan streak di permukaan agar yang miring.
4.
Ose Jarum
Fungsi: Untuk memindahkan dan mengambil mikroorganisme pada proses inokulasi metode gores dan isolasi metode tusuk pada agar tegak.
Prinsip: Ujungnya berbentuk jarum disebut dengan inoculating needle yang berguna menginokulasi secara tusukan agar yang tegak lurus.
5.
Pipet Tetes

Fungsi: Untuk mengambil atau memindahkan larutan atau sampel pada skala tetes.
Prinsip: Menekan bagian karet dari pipet tetes lalu bagian ujungnya dimasukkan ke dalam larutan, kemudian karetnya dilepas.
6.
Erlenmeyer


Fungsi: sebagai wadah untuk menyimpan dan mencampur  larutan.
Prinsip: Dalam mengukur volume akan lebih akurat karena dapat lebih tepat volume cairannya.
7.
Bulb

Fungsi: Untuk menghisap larutan yang dipasang pada pangkal pipet volum.
Prinsip: Memiliki 3 katub yaitu : katup suction (S) untuk menghisap cairan, katup aspirate (A) untuk mengeluarkan udara,dan katup exhaust (E) untuk mengeluarkan cairan.
8.
Pipet Volume

Fungsi: Untuk mengambil atau memindahkan sampel dengan skala tertentu.
Prinsip: Mengambil larutan dengan berdasarkan ukuran yang diinginkan.
9.
Gelas Objektif

Fungsi: Untuk menutup objek yang ada di kaca preparat.
Prinsip: Diletakkan diatas kaca preparat untuk menutupi objek.
10.
Beaker Glass

Fungsi: Digunakan sebagai wadah untuk menampung larutan dan pengukur volume cairan pada skala dan volume tertentu.
Prinsip: Skala pada badan gelas dapat digunakan untuk mengukur volume larutan dengan ketelitian yang baik.
11.
Batang Pengaduk

Fungsi: Untuk mengaduk larutan atau mencampur bahan kimia yang terdapat pada gelas kimia dan tabung reaksi.
Prinsip: Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
12.
Hoki Stik


Fungsi: Untuk meratakan suspensi pada mikroba.
Prinsip: Merupakan jenis dari batang pengaduk tetapi pada ujungnya memiliki lengkung untuk meratakan objek.
13.
Preparat

Fungsi: Alat ini berfungsi sebagai tempat meletakkan objek (suspensi mikroba) yang ingin diamati struktur sel dan morfologinya.
Prinsip: Diletakkan di meja preparat.

14.
Bunsen

Fungsi: Untuk sterilisasi fisik.
Prinsip: Nyala api dapat membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut terbakar bersama aliran udara.

15.
Tabung Gas Mini


Fungsi: Digunakan sebagai bahan bakar kompor.
Prinsip: Gas yang keluar dari tabung akan menghasilkan api.


Jenis Instrumen Laboratorium Mikrobiologi
No.
Nama Instrumen
Fungsi dan Prinsip
1.
Waterbath Shaker


Fungsi: Untuk melebur basis. Serta berfungsi untuk menghomogenkan suspensi mikroba pada media kultur cair dan inkubasi mikroba dengan menkondisikan suhu agar tetap konstan.
Prinsip: Pada saat saklar diposisi “on” maka arus listrik dari sumber akan mem-beri suplay listrik ke heather. Heather yang diberi arus listrik akan memberikan panas pada alat, meningkatkan suhu hingga suhu yang diinginkan.
2.
Waterbath

Fungsi: Untuk proses inkubasi mikroba pada media kultur cair dengan mengkondisikan suhu agar tetap konstan dan menyimpan media kultur cair atau larutan.
Prinsip: Pada saat saklar diposisi “on” maka arus listrik dari sumber akan memberi suplay listrik ke heather yang  akan memberikan  panas pada alat, meningkatkan suhu hingga suhu yang diinginkan. Serta mempertahankan suhu sekitar 40-45o C dengan air sebagai konduktor.
3.
Refrigerator

Fungsi: Untuk menyimpan media, menetralkan suhu panas pada media, menghambat proses pertumbuhan mikroba, serta menjaga kontaminasi dari luar.
Prinsip: Penguapan yang memerlukan gas (udara) dari suhu panas menjadi kehilangan panas sehingga  suhu menjadi rendah (dingin).
4.
Desikator


Fungsi: Untuk menyerap uap air dan untuk mengurangi kadar air dan aktivitas air pada suatu bahan atau sampel.
Prinsip: Pada bagian bawah terdapat silica gel yang  menyerap kadar air berlebih  dari sampel.
5.
Laminar Air Flow


Fungsi: Untuk memberikan ruang aseptis yang dilegkapi dengan sinar UV dan penyaring udara yang berguna mensterilkan ruang bekerja pada proses isolasi dan inokulasi.
Prinsip: Blower meniupkan udara steril secara kontinyu melalui ruang inokulasi sehingga ruangan terbebas dari debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke media. Udara seteril didapat dengan mengalirkan udara dari luar melalui filter yang sangat halus yang dinamakan HEPA(Hight Efficiency Particulate Air Filter).
6.
Homogenizer


Fungsi: Untuk menghomogenkan suatu suspensi atau larutan di dalam tabung reaksi.
Prinsip: Aliran listrik yang masuk memberikan getaran pada batang pengaduknya sehingga dari getaran tersebut yang mengaduk larutan yang ada di dalam tabung reaksi.
7.
Timbangan Digital

Fungsi: Untuk menghitung massa dari suatu bahan atau sampel.
Prinsip: Aliran listrik yang masuk memberikan sinyal apabila sampel diletakkan.
8.
Shaker

Fungsi: Untuk menghomogenkan suspensi mikroba pada media kultur cair dan menginkubasi mikroba pada media kultur cair dengan menjaga kondisi lingkungan tetap konstan dan memudahkan penetrasi nutrisi ke mikroba.
Prinsip: Motor berputar untuk menggerakkan tuas. Tuas  dihubungkan dengan poros yang terhubung dengan sebuah plat. Ketika motor berputar secara otomatis mekanik shaker akan menggerakkan plat dengan gerakan jungkat jungkit.
9.
Autoklaf

Fungsi: Untuk sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum.
Prinsip: Menggunakan uap air bertekanan 1 atm dalam suhu 121°C selama 15 menit.
10.
Inkubasi

Fungsi: Untuk peremajaan sel mikroba dan proses penumbuhan mikroba pada media.
Prinsip: Memberikan suhu dan kelembaban tertentu.
11.
Mikroskop


Fungsi: untuk mengamati mikroorganisme untuk identifikasi morfologi dan sel mikroba.
Prinsip: Mengamati secara detail mikroba dengan bantuan lensa yang dapat diatur perbesarannya, dengan perbesaran 100 kali.
12.
Hot Plate

Fungsi: Untuk memanaskan media dan menghomogenisasi.
Prinsip: Dalam proses pemanasannya hot plate melibatkan pengaduk dan pemanas. Serta besarnya kecepatan pengaduk dapat diatur sesuai keinginan.

13.
Microwave


Fungsi: Untuk memanaskan dan menghomogenisasi media pertumbuhan mikroba.
Prinsip: Pemanasan dengan menggunakan gelombang mikro.
14.
PH Meter


Fungsi: Digunakan untuk mengukur kadar keasaman / kebasaan suatu larutan / bahan.
Prinsip: Sensor probe berupa elektrode kaca (glass electrode) akan mengukur jumlah ion H3O+ dalam larutan.
15.
Fermentor


Fungsi: Untuk proses fermentasi secara mekanik dan otomatis dengan mengatur suplay nutrisi, suplay oksigen, dan peng-adukannya. Serta untuk mengonversi substrak menjadi produk fermentasi.
Prinsip: Menciptakan kondisi homogen dengan sistem pH dan termperatur yang terkontrol melalui proses aerasi untuk pengadaan oksigen yang cukup agar mikroba dapat hidup dan agitasi untuk mencampurkan semua isi dengan fermentor.

Jenis Media Laboratorium Mikrobiologi
No.
Jenis Media
Deskripsi
1.
Sintesis
Media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti.
1.1
GPB (Glucose Phosphate Broth)


Fungsi: Medium ini dapat digunakan untuk perbanyakan (propagasi) mikroorganisme dalam jumlah besar, uji fermentasi, dan berbgai uji lain (tauge agar).

Komposisi:
Buffered pepton 7000 liter
Deskripsi
Dextrosa 5000 liter
Dipotassium fosfat 5000 liter

Mikroorganisme yang ditumbuhkan: Escherichia coli, Enterobacter aerogenes, Klebsiella pneumoniae.
1.2
PDA ( Potato Dextrose Agar)

Fungsi: PDA digunakan untuk kultivasi fungi.

Komposisi:
Bubuk Kentang 4 gram
Dextrose 20 g
Agar 15 g

Mikroorganisme yang ditumbuhkan: Aspergillus niger, Candida albicans, Penicillium roquefortii, Trichophyton mentagrophytes.

1.3
PCA ( Plate Count Agar)


Fungsi: untuk mendapatkan jumlah plate mikroba dari susu dan produk susu, makanan, air dan bahan lain dari sanitasi.

Komposisi:
Casein 5 gram
Yeast Extract 2,5 gram
Dextrose 1 gram
Agar 15 gram

Mikroorganisme yang ditumbuhkan: Bacillus subtilis, Bacillus stearothermophilus, Enterococcus hirae, Escherichia coli.
1.4
NA ( Nutrient Agar )


Fungsi: untuk isolasi mikroorganisme, uji aktivitas biokimiawi, perhitungan jumlah mikroorganisme, untuk eksperimen motilitas mikroorganisme ataupun hidrolisis gelatin dan lain-lain.

Komposisi:
Ekstrak beef 10 g
Pepton 10 g
NaCl 5 g
Air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L.

Mikroorganisme yang ditumbuhkan: Yersinia enterocolitica, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Salmonella typhimurium.
1.5
YEA ( Yeast Extract Agar )

Fungsi: digunakan dalam mikrobiologi air untuk penghitungan mikroorganisme yang dapat dikultur dengan menghitung koloni pada 36 dan 22°C.

Komposisi:
Tryptone 6.0 g
Yeast extract 3.0 g
Bacteriological agar 10.0 g

Mikroorganisme yang ditumbuhkan: Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Aspergillus brasiliensis.
2.
Semisintetis
Media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti.
2.1
Kentang Agar


Fungsi: untuk menumbuhkan kapang.

Komposisi:
Kentang 300 gram
Gula pasir
Agar
Aquades

Mikroorganisme yang ditumbuhkan:
Aspergillus sp, Mucor sp.
2.2
Tauge Agar

Fungsi: untuk menumbuhkan khamir. Kapang juga dapat tumbuh pada media ini namun pertumbuhannya tidak sebaik khamir.

Komposisi:
Tauge 100 g
Sukrosa (gula pasir) 60 g
Aquades 1.000 ml

Mikroorganisme yang ditumbuhkan:
Phytophthora infestans.
3
Alami

3.1
Tanah

Fungsi: Untuk menumbuhkan semua jenis mikroba.

Komposisi:
Mengandung unsur hara makro dan unsur hara mikro.

Mikroorganisme yang ditumbuhkan:
Pseudomonas, Azotobacter, Lactobacillus, Nitrobacter dan Nitrosomonas.


Bahan Kimia Laboratorium Mikrobiologi
No.
Jenis Bahan Kimia
Deskripsi
1.
Larutan Fisiologis


Fungsi: Digunakan untuk mengencerkan misalnya pada analisis mikrobiologi.

Cara Pembuatan:
·      Sebanyak 9 gram NaCl ditimbang lalu dilarutkan dalam 1 liter aquades steril.
·      Larutan dihomogenkan dan ditutup dengan kapas dan aluminium foil.

2.
Safranin

Fungsi: untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah diberi alkohol.

Cara Pembuatan:
·         Sebanyak 0,25 gram Safranin O ditimbang lalu dilarutkan ke dalam 10 ml etil alkohol 95%.
Tambahkan aquades 100 ml pada larutan, Larutan dicampur dan disaring setelah 24 jam dengan kertas saring.
3.
Kristal Violet

Fungsi: dalam pewarnaan gram bakteri, yaitu sebagai pewarna utama.

Cara Pembuatan:
Larutan A
·         Kristal Violet 2 gram
·         Etil Alkohol 20 gram
Larutan B
·         Amonium Oksalat 0,8 gram
·         Aquades 80 gram
Larutan A dan B dicampur dan disaring setelah 24 jam dengan kertas saring.

4.
Larutan Iodin


Fungsi: dalam pewarnaan gram, yaitu sebagai pewarna yang berfungsi memperkuat pengikatan warna oleh bakteri.

Cara Pembuatan:
·         Haluskan 1 gram iodium dan 2 gram kalium iodida
·         Larutkan dengan aquadest 300 ml
·         Masukkan ke dalam botol menggunakan corong yang telah dilapisi kertas saring.
5.
Aquades
Fungsi aquades yaitu sebagai bahan pelarut dalam pembuatan medium. Nama IUPAC Dihydrogen monoxide.